Puisi - Bahasa Indonesia Kelas 6
1.
Tema puisi “Kisah Sedih Tentang
Telepon Genggam” adalah tentang anak yang kesepian.
2.
Perasaan yang paling dominan
dalam puisi ini: sedih dan bosan.
Kalimat di alinea keempat, “Telepon genggam mencuri segalanya,
ingatan orangorang, ibuku, teman-temanku, kegembiraanku” dapat diartikan bahwa
tokoh tidak bisa merasa gembira lagi karena kegembiraannya dicuri.
3.
Keberadaan telepon genggam
semakin mengurangi interaksi atau kegiatan bersama di dunia nyata. Ibu dan
teman-teman sang tokoh lebih asyik dengan dunia maya di telepon genggamnya
daripada bermain, mengobrol, dan berinteraksi dengannya.
4.
Penulis mengkritik orang-orang
yang lebih asyik bergaul di dunia maya dengan telepon genggamnya daripada
berhubungan atau berteman di dunia nyata.
5.
Telepon genggam bisa memberikan
banyak manfaat dan hiburan, tetapi kita perlu menggunakannya secara bijak agar
telepon genggam tidak mengambil alih hidup kita.
1.
Difabel bermakna kemampuan
berbeda yang dimiliki seseorang, baik karena kondisi fisik maupun mentalnya.
Kalimat “Sunyi House of Coffee and Hope memiliki enam pegawai,
seluruhnya difabel. Dika (24) menjadi satusatunya barista difabel dengan
tunadaksa, sementara lainnya tunarungu” menunjukkan contoh bentuk-bentuk
difabel.
2.
Hal yang membuat Kafe Sunyi
berbeda dari kafe lainnya adalah kafe ini suasananya sangat sunyi, pramusaji
dan pembeli menggunakan bahasa isyarat, dan seluruh pegawainya merupakan
difabel.
3.
Mempelajari bahasa isyarat untuk
orang tanpa disabilitas cukup penting supaya bisa berkomunikasi dengan difabel.
Sebaiknya sekolah mengajarkan dasar-dasar bahasa isyarat ini.
4.
Menurut saya, lebih baik kita
menggunakan istilah sesuai yang disarankan oleh komunitas teman-teman difabel.
Kalau mereka ingin dipanggil teman tuli, kita sebaiknya
memanggil mereka seperti itu.
5.
Kalau suatu saat nanti saya
menjadi pengusaha, saya bersedia mempekerjakan penyandang disabilitas karena
mereka tetap bisa bekerja meski dengan cara yang sedikit berbeda.
6.
Penyandang disabilitas akan lebih
banyak berkunjung ke Kafe Sunyi karena belum banyak tempat lain yang ramah
difabel, baik dari segi desain ruangan dan seluruh fasilitas.
7.
Penulis memilih “Menyesap Sepi di
Kafe Sunyi” untuk menggambarkan suasana makan dan minum yang khas di Kafe
Sunyi.
8.
Jawaban sesuai pengalaman
masing-masing siswa.
1.
Pramusaji: Orang yang bekerja di
restoran, kafe, atau tempat makan lainnya untuk melayani pelanggan, mengambil
pesanan, dan memberikan makanan atau minuman.
2.
Bahasa Isyarat: Bahasa yang
menggunakan gerakan tangan, mimik wajah, dan ekspresi tubuh untuk
berkomunikasi. Ini digunakan oleh banyak orang yang memiliki gangguan
pendengaran.
3.
Difabel: Ini adalah singkatan
dari "difabel" yang mengacu pada individu yang memiliki keterbatasan
fisik atau mental yang dapat memengaruhi aktivitas mereka sehari-hari.
4.
Tunarungu: Orang yang memiliki
gangguan pendengaran atau tidak bisa mendengar dengan baik.
5.
Tunadaksa: Orang yang memiliki
keterbatasan fisik atau kesulitan dalam bergerak.
6.
Huruf Braille: Sistem tulisan
yang menggunakan kombinasi titik-titik yang diraba oleh jari untuk membantu
orang tunanetra membaca dan menulis.
7.
Ramah Difabel: Ini mengacu pada
fasilitas, lingkungan, atau layanan yang dirancang untuk memudahkan akses dan
penggunaan oleh individu yang memiliki keterbatasan fisik atau mental.
Hubungan waktu: Ayu merasa tenang setelah memahami kejadian yang
terjadi pada dirinya.
Hubungan tujuan: Salma semangat mempelajari
huruf braille supaya bisa mendapatkan banyak pengetahuan.
Hubungan sebab akibat: Nendri meminta maaf
kepada Indah karena ia merasa bersalah.
Hubungan perbandingan: Daripada menghabiskan
waktu bermain dengan telepon genggamnya, Abel lebih suka membaca buku fiksi.
Hubungan pertentangan: Walaupun tunanetra,
Ifan semangat melihat dunia dengan membaca.
Hubungan syarat: Kita juga dapat memahami
bahasa isyarat bila telah mempelajarinya.
Pengertian Puisi: Jenis-Jenis, Unsur, Cara Membuat Puisi, dan Lengkap dengan Contoh Puisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Puisi atau sajak merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima serta penyusunan larik dan bait. Biasanya puisi berisi ungkapan penulis mengenai emosi, pengalaman maupun kesan yang kemudian dituliskan dengan bahasa yang baik sehingga dapat berima dan enak untuk dibaca.
Puisi adalah karya sastra yang berisi tanggapan serta pendapat penyair mengenai berbagai hal. Pemikiran penyair ini kemudian dituangkan dengan menggunakan bahasa-bahasa apik serta memiliki struktur batin dan fisik khas penyair.
Jenis-Jenis Puisi
Puisi memiliki dua jenis yang umum, yaitu puisi lama serta puisi modern.
Puisi Lama
Jenis-jenis puisi lama berupa pantun, syair, talibun, mantra dan gurindam. Sedangkan jenis-jenis puisi modern berupa puisi naratif, puisi lirik dan puisi deskriptif.
Puisi lama, yaitu mantra merupakan jenis puisi yang dicipatakan dalam kepercayaan animism, biasanya dibacakan dalam acara ritual kebudayaan serta menggunakan kata yang dapat menimbulkan efek bunyi magis.
Pantun merupakan jenis puisi lama yang bersajak a b a b dengan setiap baris terdiri atas empat baris, dua baris sampiran dan dua baris isi. Sedangkan talibun terdiri dari sampiran dan isi lebih dari empat baris dan selalu genap, contohnya dua baris sampir dan dua baris isi.
Syair memiliki larik empat bait dan bersajak a a a a serta isinya mengisahkan suatu hal, dan gurindam merupakan jenis puisi lama yang terdiri atas dua baris, berirama sama, isinya baris pertama adalah sebab sedangkan baris kedua berisi akibat.
Puisi Modern
Puisi modern biasa disebut puisi bebas, karena tidak terikat oleh rima, jumlah baris dan lain sebagainya.
Jenis puisi modern, yaitu puisi naratif merupakan puisi yang digunakan untuk menyampaikan suatu cerita, dibedakan menjadi tiga yaitu epic, romansa dan balada. Jenis kedua puisi modern adalah puisi lirik yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan penyair, jenis terakhir puisi moderen adalah puisi deskriptif, yaitu puisi yang mengemukakan pendapat serta kesan penyair.
Dalam menyusun berbagai jenis puisi harus memiliki kreativitas dalam diri serta cara menulis yang baik. Hal tersebut dapat Grameds pelajari pada buku Terampil Menulis: Tips & Trik Menulis Laporan, Opini, Cerpen, Puisi, Pantun.
Ciri-Ciri Puisi
Ciri-Ciri Puisi ini dibagi berdasarkan jenis dari puisi itu sendiri. Namun, ada ciri-ciri puisi secara umum. Berikut penjelasan tentang ciri-ciri puisi secara umum dan berdasarkan jenisnya.
Ciri-Ciri Puisi Secara Umum
1. Penggunaan diksi umumnya memiliki unsur yang indah dan berupa diksi kiasan
2. Penggunaan diksi lebih memerhatikan rima serta persajakan agar menghasilkan bunyi yang indah
3. Dalam penulisannya menggunakan bait-bait yang di mana didalamnya terdiri dari beberapa baris
4. Pengunkapan alur, tokoh, dan sebagainya tidak begitu diperlihatkan
5. Penggunaan diksi majas cukup banyak.
Ciri-Ciri Puisi Lama
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa puisi dibagi menjadi dua jenis, yaitu puisi lama dan puisi baru. Di bawah ini akan disebutkan beberapa ciri dari puisi lama.
1. Gaya bahasa yang digunakan cenderung klise atau statis
2. Umumnya berasal dari sastra lisan yang disampaikan dari individu yang satu ke individu lainnya
3. Penulis puisi cenderung tidak diketahui atau biasa disebut dengan istilah anonim
4. Terpaku pada banyaknya rima, irama, baris, dan intonasi atau bunyi dari puisi itu sendiri
Ciri-Ciri Puisi Modern
Setelah Ciri-ciri puisi lama, maka pembahasan selanjutnya adalah ciri-ciri puisi modern.
1. Gaya bahasa yang digunakan memiliki sifat yang dinamis atau bisa dibilang tidak ada acuannya, sehingga berubah-ubah
2. Umumnya, puisi terdiri dari dua sampai empat baris dalam satu bait dan tidak begitu terpaku dengan akhiran pada setiap barisnya
3. Biasanya, isi dari puisi modern tentang keresahan yang ada di dalam diri penulis itu sendiri
4. Dalam satu barisnya cenderung menggunakan satuan sintaksis atau “gatra”
Unsur Puisi
Pada dasarnya, unsur atau struktur puisi ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu struktur batin puisi dan struktur fisik puisi.
Unsur Batin Puisi
Struktur batin puisi bisa dikatakan sebagai unsur pembentuk puisi. Strukur batin puisi masih dibagi menjadi 4 struktur, yaitu:
1. Rasa
Struktur rasa ini dapat diartikan sebagai sentuhan rasa yang berasal dari penulis puisi. Biasanya, penulis puisi atau penyair akan menulis sebuah puisi karena latar belakang serta keresahan dari penulis itu sendiri. Akan tetapi, ada juga penulis puisi yang menulis puisi berdasarkan permasalahan yang sedang terjadi.
2. Tema
Tema pada puisi ini biasanya akan menentukan hasil dari puisi itu sendiri. Oleh sebab itu, terkadang ada beberapa penulis puisi yang lebih menyukai untuk menentukan tema dalam membuat puisi.
3. Amanat
Amanat merupakan sebuah pesan yang berisi tentang kehidupan yang diberikan oleh penulis kepada pembaca. Amanat ini ada yang dapat dijelaskan secara langsung dan ada juga yang dijelaskan dengan menggunakan makna-makna tersirat.
4. Nada
Nada pada puisi dapat diartikan sebagai bunyi dari puisi yang dibuat oleh penulis atau penyair. Nada yang digunakan bisa nada tinggi, nada rendah, dan lain-lain.
Unsur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi merupakan unsur fisik puisi, sehingga biasanya di dalam puisi akan terdapat unsur fisik puisi. Berbeda dengan struktur batin puisi, struktur fisik puisi ini terdiri dari 6 struktur, yaitu:
1. Gaya Bahasa
Puisi yang sering kita baca ini biasanya akan ada berbagai macam gaya bahasa dalam satu buah puisi. Dengan adanya gaya bahasa, maka akan memunculkan makna konotasi, sehingga membuat pembaca puisi tersentuh perasaanya.
2. Diksi
Bahasa pada puisi sangatlah pada, sehingga setiap rangkaian katanya bisa memiliki makna tersendiri. Susunan kata pada puisi itu sering dikenal dengan istilah diksi. Pemilihan diksi harus memerhatikan kata-kata lainnya agar menghasilkan estetika bagi puisi itu sendiri.
3. Tipografi
Puisi terdiri dari beberapa baris dalam satu barisnya, kemudian pada bagian akhirnya terkadang diberi tanda baca yang berbeda-beda. Tanda baca ini akan menentukan suasana yang ada di dalam puisi.
4. Rima
Rima pada puisi ini biasanya terletak pada bagian akhir baris puisi. Dengan adanya rima, bunyi puisi akan menjadi lebih indah.
5. Kata Konkret
Kata konkret merupakan kata-kata pada puisi yang bisa mengarahkan ke imajinasi pembaca. Oleh karena itu, setelah membaca puisi, bisa menghadirkan imaji bagi seseorang.
6. Imaji
Ketika membaca puisi akan lebih tersentuh apabila menghubungkannya dengan indera manusia. Imaji merupakan imajinasi yang melibatkan setiap indera manusia, biasanya imaji suara, imaji penglihatan, dan sebagainya.
Cara Menyampaikan Puisi
Selain ditulis, puisi juga dibacakan atau disampaikan kepada pendengarnya. Adapun 3 cara yang sering digunakan dalam menyampaikan puisi, yaitu:
1. Deklamasi Puisi
Deklamasi puisi adalah suatu cara menyampaikan puisi yang menggunakan lisan, tetapi dalam penyampainyya dilakukan dengan penuh perasaan, penjiwaan, dan penghayatan serta ketika membacakannya kamu tidak perlu membawa teks puisi atau bisa dibilang sudah hapal isi puisi tersebut. Selain itu, deklamasi puisi ini juga menggerakkan beberapa anggota tubuh, seperti tangan, kaki, dan sebagainya.
2. Pertunjukkan Puisi
Cara kedua berupa pertunjukkan puisi dapat diartikan sebagai pembacaan atau penyampaian puisi yang dilakukan pada suatu acara. Pada umumnya, pertunjukkan puisi berupa dramatisasi puisi atau musikalisasi puisi. Dramatisasi puisi merupakan isi teks puisi yang dibuat ke dalam bentuk drama. Sedangkan musikalisasi puisi adalah puisi akan diubah menjadi lagu.
3. Membacakan Puisi
Membacakan puisi merupakan penyampaian puisi yang dilakukan melalui lisan dan biasanya ketika membacakannya teks puisi akan dibawa ke atas pentas.
Cara Menulis Puisi
Tahap pertama
Membuat kerangka puisi, dimulai dari jenis puisi yang ingin ditulis, kemudian perhatikan unsur puisi. Jika pembaca ingin menulis puisi lama, maka irama, rima sajak harus ditentukan terlebih dahulu agar pesan yang ingin disampaikan dapat dimengerti oleh pembaca puisi.
Tahap kedua
Menentukan judul, penentuan judul di awal dapat mempermudah pembaca untuk membatasi ungkapan atau emosi yang ingin disampaikan melalui puisi.
Tahap ketiga
Proses kreatif yang dapat pembaca peroleh melalui membaca referensi serta puisi atau berimajinasi.
Dalam proses membuat puisi, penggunaan diksi tidak perlu terlalu sulit, cukup memulai dengan kata-kata yang familiar, dengan begitu pembaca akan mulai terbiasa untuk membuat ragam puisi lainnya. Selamat berpuisi.
Contoh Puisi Berdasarkan Jenisnya
Setelah mengetahui jenis-jenis puisi, untuk lebih paham maka berikut contoh-contoh puisi yang dapat penulis rangkum.
1. Mantra
Puisi lama mantra biasanya memiliki kata atau ucapan yang dipercaya memiliki kekuatan gaib. Contohnya adalah salah satu mantra yang dipercaya dapat mengobati sakit perut :
Gelang-gelang si gali-gali
Malukut kepada padi
Air susu kerus asalmu jadi
Aku sapa tidak berbunyi
Sapardi Djoko Damono (2016)
Jampi Dukun Betawi
Bismillah…
Mate jangan seliat-liatnye
Kuping jangan sedenger-dengernye
Lidah jangan sengomo-ngomongnye.
Mulut jangan semakan-makannye.
Muke jangan semerengut-merengutnya.
Bibir jangan sedower-dowernye.
Purut jangan sebuncit-buncitnye.
Jidat jangan selicin-licinnye.
Pale jangan sebotak botaknye.
Tangan jangan sepegang-pegangnye.
Kaki jangan sejalan-jalannye.
Kulit jangan sebuduk-buduknye.
InsyaAllah… Wabarakallah…
Nangis jangan sejadi-jadinye
Marah jangan sengamuk-ngamuknye
Otak jangan selupe-lupenye.
Hati jangan sekosong-kosongnye.
Darah jangan sekotor-kotornye.
Puah! Alhamdulillah
Tidak ada komentar